Selasa, 26 Februari 2013

JADI SARANG PUNGLI


JEMBATAN TIMBANG MACCOPA RESAHKAN MASYARAKAT
Maros, Saksi-
Keberadaan jembatan timbang di sepanjang jalan poros trans sulawesi, idealnya mampu memberikan dampak yang baik bagi para pengguna jalan, khususnya para pengemudi kendaraan bermotor.
Pasalnya, jika fungsi jembatan timbang yang ada tersebut betul-betul dimaksimalkan, maka dampak kerusakan jalan dan kecelakaan lalulintas akibat kelalaian dan kelebihan muatan kendaraan dari para pengemudi yang nakal, dapat dihindari.

Namun kenyataanya, keberadaan jembatan timbang disejumlah daerah, justru menjadi “lahan” tempat para oknum dinas perhubungan nakal meraup keuntungan pribadi, tanpa mempertimbangkan dampak dari apa yang mereka lakukan.
Seperti halnya yang ditemukan Tim Wartawan media ini disalah satu jembatan timbang didaerah Kabupaten Maros, saat melintasi didaerah tersebut.
Beberapa kali wartawan media ini menemukan petugas diJembatan timbang tersebut tidak memfungsikan jembatan timbang tersebut untuk menimbang kendaraan yang lewat.
Bahkan saat wartawan media ini berada di Jembatan Timbang tersebut, para pegawai Dinas Perhubungan diJembatan tersebut seolah tidak peduli dengan kehadiran wartawan.
Mereka dengan santainya membiarkan kendaraan truk yang lewat tidak melalui jembatan penimbangan, melainkan melalui sisi lain jembatan (jalur samping jembatan,red). Anehnya, meski tidak melaui jembatan, para pegawai yang jaga ditempat itu justru tetap menerima sejumlah uang dari para pengemudi, yang nilainya bervariasi.
Salah satu oknum pegawai dinas perhubungan, yang ditunjuk rekannya sebagai kepala timbang yang ditemui diLokasi tersebut, mengaku tidak bisa memaksa para sopir truk untuk melewati jembatan timbang yang telah disediakan, karena banyak pengemudi yang bandel.
Ironisnya, pernyataan salah satu pengemudi truk yang didapati singgah dijalan poros, didepan jembatan timbang, justru sangat bertolak belakang dengan pengakuan oknum dinas perhubungan tersebut.
Kepada wartawan media ini, sopir truk tersebut mengaku singgah ditempat itu untuk membayar sejumlah uang, karena takut akan dikejar oleh petugas jika mereka tidak singgah untuk untuk “menyetor”.
“Kalau tidak singgah, kita dikejar pak.” Ungkap sopir truk tersebut.
Menurut sumber tersebut, setiap melewati jembatan timbang tersebut, dirinya menyetor uang dengan jumlah yang bervariasi. Mulai dari 25.000, hingga 35.000.
“Tergantung muatan pak. Kalau muatan banyak, kita juga bayar banyak.” tutur pengemudi tersebut.
Yang lebih mengherankan, saat wartawan media ini melakukan penelusuran lebih jauh, kendaraan yang digunakan Tim Wartawan dan di Parkir didalam kawasan jembatan timbang tersebut, dilempari oleh orang tak dikenal.
Selain menjadi sarang pungli yang meresahkan pengemudi khususnya sopir truk, keberadaan Jembatan timbang maccopa didaerah tersebut juga dikeluhkan oleh masyarakat sekitar.
Pasalnya, jalan masuk jembatan timbang tersebut menutupi saluran air yang berada ditepi jalan umum tersebut.
Menurut salah satu warga yang ditemui dilokasi tersebut, selama jalan masuk jembatan timbang tersebut dibuat, saluran air tersebut sudah tidak lagi bisa berfungsi, karena sudah ditimbun dan dijadikan jalan masuk untuk jembatan timbang. Hal ini mengakibatkan daerah tersebut rawan banjir, khususnya jika musim penghujan tiba.
“kalau musim hujan, air terpaksa meluap kejalan pak. Soalnya salurannya sudah tertimbun dan dijadikan jalan masuk jembatan timbang.” Tutur seorang warga yang tinggal disamping jembatan timbang tersebut.
Dari pantauan media ini dilapangan, saluran air tepi jalan poros tersebut sudah tidak berfungsi lagi sebagai saluran air, karena sudah ditimbun untuk dijadikan jalan masuk jembatan timbang.
Hal inilah yang dikeluhkan warga sekitar, karena diduga menjadi penyebab utama terjadinya banjir kawasan tersebut, apalagi jika musim penghujan tiba.
Saluran air yang sedianya dapat menjadi sarana penyaluran air kesaluran induk hingga kesungai, terpaksa tidak lagi berfungsi sebagaimana layaknya.(Wahyuddin/Sl).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar