Lutra, Saksi
Fenomena “rumah sakit menolak
pasien” sepertinya tidak hanya akan terjadi di Kota besar seperti Jakarta saja.
Namun, penolakan tersebut kemungkinan
tidak dikarenakan tidak adanya biaya perawatan, atau faktor kemiskinan, melainkan
karena Rumah sakit tersebut belum memiliki Dokter Spesialist, layaknya Rumah
Sakit Umum Daerah lainnya.
Setidaknya itulah yang tergambar
saat wartawan media ini menyambangi salah satu Rumah sakit Umum Daerah yang
berada dikabupaten Luwu Utara, propinsi sulawesi selatan.
drg,Marhani Katma, direktur Rumah
sakit umum daerah tersebut, mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi rumah
sakit umum tersebut yang masih serba kekurangan.
Meskipun serba kekurangan, namun
dirinya selaku penanggungjawab ditempat pelayanan kesehatan Masyarakat dikabupaten luwu utara tersebut, berjanji
tetap akan memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh lapisan masyarakat.
Ditanya terkait adanya
kemungkinan untuk menolak pasien hanya karena Rumah Sakitnya belum memiliki
Dokter Spesialist terkait, dokter yang dikenal peramah tersebut menjawabnya dengan
nada diplomatis.
“dilihat dulu kasusnya pak. Kalau betul-betul pasien itu membutuhkan
penanganan khusus, tentu kita pertimbangkan untuk merujuknya kerumah sakit yang
memiliki perlengkapan dan dokter yang berkompeten. Tetapi bukan berarti kita
tolak.” Jawabnya lugas.
Diyakinkannya, selama dirinya
menjadi kepala rumah sakit di daerah itu, tidak akan ada penolakan. Namun
dirinya selaku pelayan masyarakat dibidang kesehatan akan tetap
mempertimbangkan kebutuhan dan tingkat keseriusan penyakit yang diderita
pasiennya.
Kepada wartawan, dokter yang gemar
berolah raga ini pun berharap agar pemerintah melalui instansi terkait, bisa memberikan
perhatian serius terhadap keberadaan rumah sakit daerah yang dipimpinnya, keberadaan
dan eksistensi rumah sakit ini betul-betul dapat dirasakan oleh seluruh
komponen masyarakat.
Salah satu hal yang dirasakan
sangat mendesak dan dibutuhkan rumah sakit yang kini digawanginya adalah Dokter
Spesialist beserta peralatan pendukungnya, “khususnya
Dokter spesialist Anak.” Jelasnya. (Mursal/AR/Sl).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar