PEMERINTAH SALING LEMPAR TANGGUNGJAWAB
Palopo, SAKSI,-
Penggunaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP), yang sejatinya,
untuk mengurangi banyaknya data penduduk fiktif.
Namun, yang terjadi di Kota Palopo justru terbalik. Pasalnya, pembuatan
E-KTP di Kota Palopo, tidak mengakomodir seluruh masyarakat.
Ironisnya, saat masyarakat mencoba mendatangi Pihak Kelurahan, mereka
diarahkan ke Dinas Kependudukan & Catatan Sipil (Dukcapil) untuk mengecek
datanya.
Saat mendatangi Dinas Dukcapil, masyarakat justru disuruh kembali
kekelurahan setempat untuk mempertanyakan datanya dikelurahan.
“Manami yang mau diikuti pak.
Dilurah, nabilang didinas. Didinas, nasuruhki lagi ke Lurah. Pusingki ini pak.”
Tutur Bahri, warga Jl. Cakalang, Palopo.
Kejadian ini sungguh meresahkan, merugikan, sekaligus memilukan bagi
masyarakat, khususnya bagi mereka yang kurang mampu.
Keresahan masyarakatpun kian bertambah dengan beredarnya informasi, Pembuatan E-KTP tahun depan (tahun 2012)
akan dikenakan biaya sebesar 150 ribu rupih per KTP.
Juita (30) masyarakat
kelurahan Salekoe, yang ditemui sedang menunggu untuk bertemu Kepala Dinas
Kependudukan & Catatan Sipil menuturkan jika dirinya harus bolak-balik
hanya untuk mempertanyakan, mengapa mereka tidak mendapat panggilan untuk foto
KTP.
Menurut Juita, Pendataan pembuatan E-KTP, tidak dilakukan dengan baik
oleh aparat terkait. “Mungkin hanya dikantor saja menulis pak,” ungkapnya.
Ardi (31), warga kelurahan
Benteng, yang juga datanya tidak terhapus pada dinas kependudukan, merasa ada
sesuatu yang aneh dari terhapusnya sejumlah nama dari data Dinas Kependudukan
Palopo.
“Jangan-jangan ini akal-akalan
pemerintah supaya masyarakat yang terhapus datanya membuat KTP-nya belakangan, dan
mereka membayar. Bayangkan pak. 500 orang saja, pemerintah sudah dapat 75 Juta.”
Ungkapnya kesal.
Seorang Lurah yang ditemui SAKSI, mengatakan jika kesalahan ini bukan dari
mereka. “Ini bukan kesalahan kami Pak.”
Jawab Oknum Lurah tersebut sambil berlalu meninggalkan wartawan.
Andi Rahmat, Kepala Dinas Kependudukan yang coba dikonfirmasi terkait
terhapusnya sejumlah data penduduk pada Dinas Kependudukan, tidak bisa ditemui.
“Bapak lagi keluar. Tidak tau kembali
atau tidak.” Jawab staf didinas tersebut.
Menanggapi hal itu, Andi Makkasau, Aktivist muda kota Palopo, meminta
agar pemerintah, khususnya Kota Palopo, lebih memperhatikan berbagai aspek
dalam menentukan sebuah kebijakan.
“Sekarang, Pemerintah seolah tidak perduli lagi kondisi masyarakat.
Ditambah lagi, keberadaan pegawai yang hanya datang, kemudian menunggu pulang,
sehingga mengabaikan tugas dan tanggungjawabnya selaku pelayan masyarakat.”
Jelas Andi Makkasau. (Mursal/Syl).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar